Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2017

Cinta Pertama

Cinta pertama, Yang mengajarkanku arti kesabaran Cinta pertama, Yang membuatku merasakan patah hati untuk pertama kalinya Cinta pertama, Yang membuatku takut untuk jatuh cinta lagi Cinta pertama, Yang mengingatkanku untuk selalu menunggu

Pertemuan Singkatlah yang Selalu Membekas (bagian 4)

................. "Ini pak, BPKB nya. Dan ini surat pengantar kelurahannya." Polisi itu menerima berkas yang Raiya sodorkan. Dia mencatat nama Raiya di sebuah buku. Buku itu besar, seperti buku untuk mencatat nomor surat yang ada di sekolahnya. Mungkin fungsinya hampir sama. Bedanya, semua data dirinya dimasukkan.  Pak polisi yang terlihat menakutkan yang ada di belakang bertanya pada Raiya. "Rumahnya mana, mbak ?" "Sorosari, pak." "Ooo." Pak polisi itu hanya menjawab singkat. Polisi yang ada di depan Raiya, sebut saja Pak Ferdi, mulai bertanya padanya sambil mencatat. "Pekerjaannya apa ?"

Pertemuan Singkatlah yang Selalu Membekas (bagian 3)

..................... Hari berikutnya, Raiya terpaksa tidak berangkat ke sekolah. Ia berpamitan kepada teman-teman guru, ia tidak hadir karena ada urusan penting. Ia tak menceritakan apa yang terjadi padanya. Namun ia tetap memakai seragam gurunya. Sekitar pukul 9, Raiya pergi ke kantor kelurahan yang terletak di dekat sekolahnya dulu. Ia sudah mempersiapkan semua dokumen yang akan digunakan. Dari BPKB dan Kartu Keluarga untuk membuat surat pengantar. Awal kali ia masuk ke kelurahan, ia merasa kecewa dengan pelayanan di kelurahannya. Ya menurutnya, lurah di desanya sangat sombong. Mungkin karena merasa punya jabatan di desanya. Mungkin juga lurah itu merasa kalau dia hebat, seusianya sudah bisa menjabat di kelurahan. "Pak, mau minta surat pengantar."  Sibuk dengan ponselnya, tak menggubris Raiya. Di sebelahnya, seorang bapak yang lebih tua dari lurah itu sedang sibuk dengan pekerjaannya. Beberapa menit kemudian, ia baru menjawab, "Ya, sama Pak Slamet itu."

Pertemuan Singkatlah yang Selalu Membekas (bagian 2)

Ia masih bingung dan memberanikan bertanya kepada salah satu polisi. Kebetulan sedang ada ibu-ibu mengurus entah apa. Raiya berdiri menunggu polisi itu selesai. Tiba-tiba polisi yang duduk di bangku panjang bertanya. "Kenapa, mbak ?" "Mau minta surat laporan kehilangan, pak." "Kehilangan apa ?" "Surat-surat. STNK, SIM, KTP, Kartu ATM, pak." "Sudah bawa BPKB belum?"